Social Space and Stage of Makassar Cultural Preservation: History of Kampung Paropo 1977-2023
Abstract
Urban villages are a topic of interest to researchers, especially in urban social, economic and cultural studies. There are many peculiarities, especially narratives about social systems and cultural heritage, which need to be dialogued in social science studies. This research examines the history of the establishment of Paropo Village in Makassar City, social and cultural development, and efforts to preserve traditional culture. As a type of qualitative historical research, the research method uses four stages, namely: heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. The results showed that Paropo Village was founded by four figures, namely I Janggo' Cambang Paropo, Dato' Pung Malaja, and Sheikh Al-Amin, with the first three houses facing north. In 1970, the village officially became part of Makassar City after previously belonging to Gowa. Paropo Village has two types of traditional cultural preservation, namely Kondobuleng Theater and Pepe'pepekka ri Makka Dance, which are preserved by conducting natural regeneration through an art studio known as Baruga Paropo.
References
Ahmadin, M. (2022). Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches. Jurnal Kajian Sosial Dan Budaya: Tebar Science, 6(1), 104–113.
Afandi, I. U. (2023). Social Conflict Management Training For Residents Of Paropo-Rama Settlement, Makassar City. Jurnal ABDI: Media Pengabdian Kepada Masyarakat. 8(2), 193-198.
Akbar, P. N. (2020). Pemberdayaan Masyarakat Di Kampung Kota Melalui Festival Seni Kontemporer: Studi Kasus Kampung Bustaman, Semarang. Jurnal Sosial Humaniora Terapan, 2(2), 16.
Anjarsari, H. B. (2022). Storynomics Tourism as a Strategy in the Development of Paropo Village as Cultural Tourism. Pusaka: Journal of Tourism, Hospitality, Travel and Business Event, 4(1), 91-97.
Coté, J. (2016). Administering modernity: Membangun kampung abad ke 20 di Semarang. Administering modernity.
Ibrahim, M. (2015). Pengaruh kolonialisme terhadap struktur perkampungan di indonesia . Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional.
Karmadi, A. D. (2007). . Budaya lokal sebagai warisan budaya dan upaya pelestariannya. -.
Khudori, D. (2016). Menuju Kampung Pemerdekaan. Bandung.
Komang, N. K. (2021). Efektivitas Penerapan E-commerce Melalui Website Dalam Meningkatkan Tingkat Hunian
Kamar di Ayodya Resort Bali. Pusaka: Journal of Tourism, Hospitality, Travel and Business Event, 3(1), 28-36.
Kurniawan, H. &. (2017). Sejarah Kampung Qurani: Artikulasi Islam Lokal di Bandar Setia, Deli Serdang, Sumatera Utara. JUSPI (Jurnal Sejarah Peradaban Islam), 1(1), 48-63.
Malano, H. (2013). Selamatkan pasar tradisional. Gramedia Pustaka Utama.
Muhajir, M. (2015). Makna simbolik pertunjukan Kondobuleng oleh sanggar Ilolo Gading Paropo dalam konteks masyarakat Makassar di kota Makassar (Kajian teks dan konteks). (Doctoral dissertation, FSD).
Nur, H. (2013). Membangun karakter anak melalui permainan anak tradisional. Jurnal pendidikan karakter, 4(1).
Nurhadi, R. (2021). Musik Iringan Tari Pepe-Pepeka Ri Makka Pada Pertunjukan Di Makassar Magic Dance. (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Makassar).
Padalia, A. &. (2021). Mengungkap Makna di Balik Tarian Tradisional Pepe-pepe ri Makkah Pada Masyarakat Makassar. In Seminar Nasional Dies Natalis 62 (Vol. 1, pp. 563-574).
Priyatmoko, H. (2018). Gamelan di Kemlayan: Studi Sejarah Kampung Abdi Dalem Niyaga di Surakarta. Patra Widya: Seri Penerbitan Penelitian Sejarah dan Budaya., 19(2), 113-124.
Rahman, A., Wirastika Sari, N. M., Fitriani, Sugiarto, M., Sattar, Abidin, Z., Irwanto, Nugroho, A. P., Indriana, Ladjin, N., Haryanto, E., Ode Amane, A. P., Ahmadin, & Alaslan, A. (2022). Metode Penelitian Ilmu Sosial. In Metode
Pengumpulan Data (Klasifikasi, Metode Dan Etika). CV Widina Media Utama.
Roisah, K. (2014). Perlindungan ekspresi budaya tradisional dalam sistem hukum kekayaan intelektual. Masalah-Masalah Hukum, 43(3), 372-379.
Saryono, D. &. (2020). Fungsi Kontekstual Pertunjukan Sastra Lisan Kelong Makassar [Function of Contextual Performance of Kelong Makassar Oral Literature]. Totobuang, 8(1), 89-101.
Setyaningtyas, A. C. (2016). Menjaga Ekspresi Budaya Tradisional Di Indonesia. Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai, 1(2), 122-132.
Sidin, N. (2019). Eksistensi gandrang bulo, budaya di kampung paropo kota makassar. doctoral disetation .
Sinaga, S. D. (2016). Sejarah Kampung Madras di Kelurahan Madras Hulu Kota Medan . UNIMED.
Sukmana, W. J. (2021). Metode penelitian sejarah. Seri Publikasi Pembelajaran, 1(2), 1-4.
Susassri, N. (2017). Sejarah Kampung Islam Di Kecamatan Tuminting Kota Manado Tahun 1954-2015. JURNAL Elektronik Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulangi, 1(2).
Sutrisno, H. E. (2019). Budaya organisasi. Jakarta: Prenada Media.
Syakhruni, S. S. (2022). Tari Pepe-Pepeka ri Makka: Analisis Perubahan Bentuk dan Fungsi. Panggung, 32(4), 421-435.
Triwardani, R. &. (2014). Implementasi kebijakan desa budaya dalam upaya pelestarian budaya lokal. Reformasi, 4(2).
Wardah, E. S. (2014). Metode penelitian sejarah. Tsaqofah, 12(2), 165-175.
Wasino, M. &. (2018). Metode penelitian sejarah: dari riset hingga penulisan.
Wedhitami, B. (2014). Upaya Perlindungan Ekspresi Budaya Tradisional Dengan Pembentukan Peraturan Daerah. Law Reform, 9(2), 32-48.
Wiranata, I. G. (2011). Antropologi budaya. Citra Aditya Bakti.